Kamis, 07 November 2013

Pertemuan V (Sibernetika)

Perang Siber (cyber war)

     Perang siber adalah gambaran dimana pertempuran yang di lakukan pada zaman globalisasi sekarang  dengan sebuah media internet atau online,orang bisa menggempur  suatu daerah tanpa harus mengeluarkan keringat dan bahkan orang bisa merusak suatu negara dengan menggunakan alat elektronik dengan menyambungkan jaringan internet didalamnya.  perang siber atau bisa disebut cyber war. cyber war merupakan proses persaingan tidak sehat atau peperangan yang dilakukan melalui teknologi informasi di dunia internet. perang siber sudah menjadi trend news dalam pemberitaan di dunia. Bagi negara-negara adidaya dan negara yang maju sangat rentan terjadinya kriminalitas di bidang maya. di era globalisasi dan dunia modernisasi masyarakat dunia sudah tidak menggunakan peperangan secara fisik tetapi sudah menggunakan dunia maya sebagai alat menguasai bahkan menjadi alat menciptakan kriminalitas di dunia maya. perang siber sangat merugikan negara-negara yang baru berkembang yang menggunakan internet sebagai bentuk mengaplikasikan atau menyalurkan SDM dan media baru mereka dalam hal yang sangat penting. Sekarang Perkembangan internet sangat pesat, internet sudah di gunakan sebagai alat informasi, komunikasi, keamanaan, dan bahkan bidang yang sangat urgent sekalipun. Karena internet sudah menjadi kebutuhan manusia cyber sekarang. sekarang banyak manusia-manusia yang sering menyalahgunakan internet. Banyak dari mereka merasa menjadi populer dan terkenal jika mereka bisa melakukan sesuatu yang mereka anggap gila. Terkadang keilmuan yang mereka dapat hanya melakukan kerugian bagi orang lain. beberapa contohnya negara-negara maju seperti: cina,amerika, korea, jepang, rusia, bahkan negara-negara yang menjadi korban adalah negara adidaya seperti indonesia dan lain-lain. Di indonesia melihat Perang di dunia maya (cyber warfare) menjadi ancaman di berbagai belahan dunia ini di samping perang konvensional yang saling mengungguli dalam penggunaan alutsista. Cyber warfare berkembang dari cyber crime yang memiliki arti bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet jaringan komputer seperti menyebar virus yang merusak akses informasi, membajak atau mencuri informasi, mengubah informasi secara ilegal, hingga memata-matai akses informasi.  Bentuk perang siber yakni kegiatan hacking atau pencurian data melalui jaringan internet/ computer/dunia maya berdasarkan kepentingan tertentu , baik itu politik,ekonomi,social,,dll perang dengan menggunakan jaringan computer dan internet didunia maya (cyber space) dalam bentuk pertahanan dan penyerangan informasi. Taktik dan strategi yang digunakan dapat berupa spionase, propaganda, menghentikan oprasional internet, memodifikasi data, dan memanipulasi insfrastuktur, serta akan terus berkembang, semua ini melemahkan pondasi-pondasi kehidupan Negara.

Fenomena Terjadinya Perang Siber Saat Ini dari skala kecil (antarindividu) sampai besar (antarnegara)

         Fenomena terjadinya perang siber saat ini sangat mengkhawatirkan mulai dari antar individu sebagai contohnya perang siber dimulai dari peretes situs , akun , bahkan website yang sangat meresahkan warga siber. Banyak yang merugikan pihak seperti contohnya sebuah akun facebook yang mudah dan sangat rentan di peretes melalui perangkat http atau menukar proksi di dalam situs tersebut dengan menggunakan situs aplikasi pendukung untuk menguntungkan semua pihak. selain itu juga menggunakan keylogger sebuah aplikasi yang mana jika seseorang yang ingin berbuat jahat kepada orang lain, sehingga labtop atau PCnya menggunakan aplikasi ini maka situs atau akun yang seharusnya tidak boleh ketahuan orang lain mudah di bobol.  perang siber antarnegara yakni seperti indonesia dengan bangladest sangat tidak baik.  
     Ratusan bahkan ribuan 'amunisi' yang diluncurkan oleh komunitas peretas atau hacker dari Bangladesh menghantam banyak sekali situs-situs Indonesia. Berang, hacker Indonesia menyerang balik.

       Menurut beberapa fanspage baik dari hacker Indonesia atau juga Bangladesh serta beredarnya banyak twit di Twitter yang mengatakan bahwa hacker-hacker dari Bangladesh mulai menyerang situs-situs Indonesia.

         Bahkan dari fanspage Bangladesh Grey Hat Hackers (BDGHH) menyatakan bahwa sebenarnya mereka tidak ingin menyerang Indonesia apabila hacker-hacker tanah air tidak memulainya terlebih dahulu.

        Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu admin di BGHH yang memiliki ID Rotating Rotor. Dia menuliskan bahwa hacker Indonesia telah salah memilih lawan dan akan menjadi kesalahan besar dalam sejarah mereka (Indonesia).

    "Kita akan membuat cyberspace mereka seperti Neraka...Banyak situs di Indonesia akan kami jadikan sampah...Mereka menunjukkan kemampuannya, sekarang gantian kita...Beberapa jam kemudian, nama BD Grey Hat Hacker akan terpampang di seluruh situs Indonesia," tulis Rotating Rotor (28/07).

       Ternyata, pihak BDGHH tidak sekadar jual omongan saja, mereka buktikan dengan tumbangnya banyak sekali situs-situs Indonesia, mulai dari situs pemerintahan, situs komersil sampai situs pribadi.

      Namun, tidak seberapa lama, serangan balasan bertubi-tubi mengarah ke Bangladesh. Serangan gabungan dari hacker Indonesia meluncur dan merontokkan banyak sekali situs Bangladesh.

    Dari pihak Bangladesh mengatakan bahwa pihak Indonesia-lah yang memulai, namun dari pihak Indonesia mengatakan bahwa Bangladesh sengaja memulai perang dengan memfitnah Indonesia sebagai antek Israel.

      Belum diketahui siapa yang memulai dan motif apa yang menjadikan cyber-war atau perang cyber antara dua negara ini berkecamuk.
      Dan juga amerika dan australia menyadap indonesia sehingga sangat merugikan negara. sehingga indonesia dalam pemberitaan metro tv menyatakan bahwa indonesia sudah di serang sebanyak 35 juta kali dalam situs pemerintahnya. ini sangat merugikan dan menciptakan sebuah perang dunia cyber. 
      Contoh lainnya Pemerintah di Asia minggu ini dibuat sibuk oleh para hacker. Di saat Singapura sedang berurusan dengan seseorang (atau kelompok) bernama 'The Messiah' yang mengaku sebagai perwakilan dari kelompok Anonymous, pemerintah Filipina juga kemarin berurusan dengan hal yang mirip, oleh kelompok yang juga mengaku sebagai bagian dari Anonymous. Kami kemarin menerima kabar bahwa tujuh situs pemerintah Filipina telah di-hack oleh Anonymous. Seperti halnya yang terjadi di Singapura, kelompok ini memasang sebuah video dan pesan yang menjelaskan alasan di balik serangan tersebut. Video yang dimaksud muncul dengan pesan yang mirip dengan yang ada di Singapura: pemerintah belum melakukan yang terbaik dalam melayani rakyatnya. 
http://www.merdeka.com/teknologi/situs-pemerintah-filipina-di-hack-oleh-anonymous.html
http://www.merdeka.com/teknologi/perang-cyber-antara-hacker-indonesia-dan-bangladesh-dimulai.html

  Dampak  Akibat  Perang 
    Dampak akibat perang siber ialah Terjadinya pertikaian melalui dunia siber (jaringan internet) diseluruh dunia. Pertikaian tersebut terjadi karena salah satu pihak merasa dirugikan oleh pihak lainnya. salah satu dampak yang bisa kita lihat adalah      
       Terjadinya pembobol situs-situs resmi yang ada di setiap negara, yang mana penggunanya dinamakan sebagai
 "Hacker". 
Di Indonesia sendiri, serangan kejahatan cyber yang dilakukan oleh "Hacker" makin sering terjadi. Salah satunya adalah serangan deface terhadap situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang beralamat di www.presidensby.info, Januari 2013 lalu. Deface disini berarti mengubah atau mengganti tampilan suatu website. Situs yang memuat berbagai kegiatan presiden itu diubah tampilannya, hanya ada gambar dengan ikon labu mirip gambar pocong bertuliskan jemberhacker.web.id dengan latar belakang berwarna hitam, serta tulisan “! Hacked by MJL 007 ! This is a PayBack From Jember Hacker Team.” Pada umumnya, deface menggunakan teknik Structured Query Language (SQL) Injection, namun untuk kasus situs SBY, menurut sejumlah praktisi teknologi informasi, kemungkinan besar terjadi Domain Name System (DNS) Poisoning atau populer disebut DNS Hijack (pembajakan DNS), bukan server situs Presiden SBY yang diretas, tetapi terjadi pembelokan ke situs lain. Pembajakan DNS biasanya dilakukan jika server susah diretas. Aksi meretas situs resmi Presiden SBY itu bukanlah yang pertama. Pada tahun 2007, tampilan muka situs presidensby.info diubah isinya oleh peretas dengan beberapa tuntutan. Isinya, meminta agar Presiden SBY menurunkan harga bandwidth agar internet bisa diakses secara murah oleh masyarakat. Mereka juga menuntut agar SBY mendukung Indonesia Goes to Open Sources (IGOS). 
http://www.forumpwi.com/adu-kekuatan-di-perang-cyber/
      Selain itu Dampaknya perang dengan model seperti ini menjadi jauh lebih mematikan. Teknologi juga memperluas domain dari perang. Ruang cyber sering disebut juga sebagai domain perang kelima, selain darat, laut, udara, dan ruang angkasa. Ancaman yang terdapat pada perang di domain ini cukup kompleks, banyak bentuknya dan juga tak kalah bahayanya. Seiring dengan semakin intensifnya penggunaan teknologi informasi pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, maka tingkat kerawanannya pun ikut membumbung tinggi. Masih ingat Stuxnet? Virus yang dilaporkan pada 2010 ini dapat mengganggu proses industri dan bahkan menghancurkan equipment fisik yang digunakan. Bagaimana caranya? Virus worm itu mengubah informasi kondisi dari peralatan yang digunakan industri untuk selalu menunjukkan bahwa semuanya berjalan normal. Sehingga hal ini akan mengelabuhi operator yang memonitor kondisi semua peralatan sehingga akhirnya peralatan pun bisa jebol. Virus yang awalnya didesain untuk menyasar industri energi nuklir Iran ini sebenarnya dapat menginfeksi pula untuk industri-industri lainnya yang mempunyai kemiripan, bahkan termasuk industri milik pengirimnya sendiri. Dan beragam serangan jenis lain yang makin sering kita temui. Korbannya maupun pelakunya tidak pandang bulu. Siapapun mungkin menyerang maupun diserang. Bisa oleh amatir, bisa profesional. Bisa oleh individu, bisa oleh kelompok bahkan negara. Januari 2012 yang lalu, Mike McConnell, mantan direktur NSA dibawah presiden George W Bush mengatakan bahwa negaranya telah melakukan serangan kepada sistem komputer di beberapa negara. Walau McConnell tidak menyebut negara mana yang mereka serang, tapi menurut beberapa sumber lain salah satu negara yang dimaksud adalah Iran. Pada Juni 2012, New York Times melaporkan bahwa Presiden Obama telah memerintahkan penyerangan cyber pada fasilitas nuklir Iran. Beberapa negara telah dengan sangat serius mempersiapkan diri dalam peperangan jenis ini. China, misalnya, telah menargetkan untuk memenangkan perang informasi di pertengahan abad 21. Tak ketinggalan Rusia, Israel, dan Korea Utara juga mempersiapkan diri secara sangat serius untuk perang di domain kelima ini. Bahkan menurut The Economist, Iran mengklaim memiliki pasukan cyber terbesar kedua di dunia. Kemampuan cyber Iran yang patut diperhitungkan ini diakui juga oleh AS sebagaimana diungkapkan oleh Jendral Shelton, komandan pasukan cyber AS. Kemampuan ini sepertinya juga disebabkan karena Iran sering menjadi target serangan dari berbagai pihak. Sementara itu, pasukan cyber AS sendiri saat ini menurut Shelton berkekuatan sekitar 6.000 orang dan akan bertambah sekitar 1.000 orang dalam 12 bulan mendatang. Padahal pada 2010, diungkapkan bahwa AS memiliki defisit yang sangat besar terkait kebutuhan ahli sekuriti untuk pasukan cyber mereka. Waktu itu James Gosler, seorang spesialis senior cybersecurity yang pernah bekerja di CIA, NSA maupun departemen Energi AS, mengestimasikan bahwa saat itu di seluruh antero AS hanya ada sekitar 1000 orang yang kompeten di bidang cyber-security ini. Laporan dari CSIS juga menunjukkan permasalahan krisis kebutuhan SDM bidang cyber security di AS ini. Gosler lebih lanjut mengatakan bahwa untuk mengamankan sistem pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar AS, dibutuhkan setidaknya 20.000 sampai 30.000 spesialis yang berkompeten di berbagai bidang sekuriti. Menyadari akan kapasitas dan ancaman serangan cyber terhadap infrastruktur kritikal negaranya, maka 12 Februari 2013 yang lalu Obama mengeluarkan instruksi berkaitan dengan cybersecurity ini. Instruksi tersebut dilatar-belakangi dengan terus berulangnya serangan cyber terhadap infrastruktur kritikal sehingga menuntut peningkatan keamanan cyber. Bahkan dalam instruksi tersebut Obama menyatakan bahwa ancaman cyber ini merupakan salah satu tantangan yang paling serius terhadap keamanan nasional AS yang harus dilawan. ada instruksi tersebut Obama juga menetapkan pihak-pihak yang akuntabel, yang bertanggung jawab, yang perlu dijadikan nara sumber, serta yang perlu diinformasikan terkait program-program peningkatan keamanan cyber di AS, utamanya yang terkait dengan infrastruktur kritikal. Antara lain Presiden Obama memerintahkan kepada menteri keamanan dalam negeri untuk mengarahkan direktur NIST (lembaga standard dan teknologi AS) untuk memimpin pengembangan framework yang ditujukan untuk menekan risiko-risiko cyber terhadap infrastruktur kritikal. Framework tersebut mesti mengandung standard-standard, metodologi, dan proses-proses yang menyelaraskan pendekatan-pendekatan kebijakan, bisnis dan teknologi untuk mengatasi risiko-risiko cyber. 
        Alhasil, sikap penting yang harus diambil adalah menyadari bahwa ancaman cyber itu memang sebuah realitas yang harus diperhatikan dengan sangat serius, baik pada tingkatan organisasi maupun negara. Walaupun karena motif-motif tertentu (misalnya oleh vendor piranti security) terkadang memang suka dilebih-lebihkan, bukan berarti risiko ini menjadi berkurang prioritasnya. Pendekatan yang rasional dan komprehensif akan membuat keamanan dari organisasi maupun negara menjadi semakin mantab.
http://www.manajemen-ti.com/manajemen-risiko/514-perang-cyber,-amerika-serikat-dan-instruksi-obama.html
 
Indonesia Perlu Membentuk Pasukan khusus Siber?
   Menurut saya, Indonesia memang perlu membentuk pasukan khusus cyber, karena sebagai negara yang sedang berkembang kita sebagai bangsa indonesia jangan mudah terpengaruhhasutan, celaan, fitnah dari negara lain. dan ini juga bertujuan agar negara Indonesia tidak di anggap remeh oleh negara lain yang ada di dunia.  Dan sekarang indonesia sudah membentuk TNI siber security.  TNI tak hanya dituntut profesional dan mahir dalam memiliki dan menggunakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tetapi juga harus canggih dan tidak gaptek (gagap teknologi) menghadapi ancaman di dunia maya (cyber space).

        Untuk itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro segera membentuk satuan khusus tentara siber (cyber army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.

     Pembentukan cyber army merupakan bagian dari pembangunan Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) yang meliputi pertahanan sistem komunikasi dan informasi Kementerian Pertahanan. Cyber army terdiri atas kalangan militer yakni TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL, hingga kalangan sipil.

      "Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo, baru-baru ini.
       Berdasarkan data ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure) tahun 2011, rata-rata jumlah insiden serangan cyber per hari pada tahun 2010 mencapai 1,1 juta insiden dan aktivitas ini cenderung akan semakin meningkat. Terutama pada situasi geopolitik tertentu dan 50% di antara insiden tersebut tergolong high priority alert.

Matra Pertahanan

       Melihat kekuatan dan ancaman yang dapat terjadi akibat kemajuan teknologi informasi, banyak negara mulai membangun kekuatan angkatan perang cyber.

     Sebab perang cyber saat ini bukan lagi sekadar game virtual dan cerita fiksi, tapi sudah menjadi bagian dari percaturan dunia. Al Jazeera (19/2/2012) menyebutnya sebagai ‘fifth dimension of warfare’ selain darat, laut, udara, dan ruang angkasa.

       Alasannya, inovasi teknologi sedang mengubah taktik perang modern, mengubah dunia cyber menjadi garis depan pertempuran.

    Dijadikannya cyberspace sebagai matra perang kelima cukup beralasan, karena semua negara pasti ingin meningkatkan kemampuan untuk mengamankan diri dari serangan musuh.

     Sebab kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi  dewasa  ini  akan  menjadi landasan  penting  bagi  pengembangan doktrin militer di masa mendatang.

       Dengan demikian  teknologi  informasi  dan komunikasi  akan  sangat  mempengaruhi  perubahan  strategi  militer . Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.
    Pertahanan militer berbasis cyber penting bagi Indonesia. Karena di negara ini semakin banyak infrastruktur strategis dan layanan publik yang bergantung pada sistem informasi, teknologi dan jaringan internet.

      Sehingga rentan terhadap ancaman, gangguan dan serangan dari pihak lain.

   Seperti sistem transmisi dan distribusi energi, sistem pertahanan udara, sistem transportasi, layanan publik, perbankan dan sebagainya. sehingga indonesia sudah siap dan seharusnya indonesia harus mempersiapkan sejak dini agar document-document negara tidak dibobol dan bisa bersaing dengan negara asing lainnya.
http://riaupos.co/opini.php?act=full&id=1345&kat=1#.UnuK5KDZTtl
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/10/07/1/186675/Pasukan-Siber-TNI-untuk-Hadapi-Perang-Cyber

Kaitan Perang Siber dengan Dinamika Komunikasi Internasional
      Kaitan perang siber dengan dinamika komunikasi internasional sangat terkait karena, ini sangat berpengaruh terhadap koalisi antarnegara. sehingga memutuskan jalinan kerjasama dan sekutu antarnegara di dunia internasional. Dinamika komunikasi di dunia juga akan tidak baik dan bisa menimbulkan KEOS atau BIAS bagi kedua negara. ini sangat merugikan suatu negara. Sehingga beberapa negara sudah melakukan evaluasi terhadap masalah ini. dengan kata lain selain penyelesaian di bagian interen negara harus ada kerjasama antara pihak keamanan seluruh negara, yakni PBB harus menengok kebelakang lagi tentang permasalahan ini. Dengan membentuk badan pengamanan setiap terjadi pertikaian antarnegara dan keamanan negara yang selalu bermasalah. Sehingga dampak dari perang siber ini tidak mematikan komunikasi internasional di setiap negara. contohnya indonesia diserang oleh amerika, malaysia, australia dan sebaliknya. Serta beberapa negara yang maju seperti cina, eropa dan negara timur tengah 
      Untuk itu negara didunia perlu mengembangkan SDM yang harus mendukung dan menjadikan negara bukan sebagai tempat untuk berperang melainkan sebagai tempat diplomasi dan menjadi negara-negara yang bersatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar