Pertemuan V (Sibernetika)
Perang Siber (cyber war)
Perang siber adalah gambaran dimana pertempuran yang di lakukan pada zaman globalisasi sekarang
dengan sebuah media internet atau online,orang bisa menggempur suatu daerah tanpa
harus mengeluarkan keringat dan bahkan orang bisa merusak suatu negara dengan menggunakan alat elektronik dengan menyambungkan jaringan internet didalamnya. perang siber atau bisa disebut
cyber war. cyber war merupakan proses persaingan tidak sehat atau peperangan yang dilakukan melalui teknologi informasi di dunia internet. perang siber sudah menjadi trend news dalam pemberitaan di dunia. Bagi negara-negara adidaya dan negara yang maju sangat rentan terjadinya kriminalitas di bidang maya. di era globalisasi dan dunia modernisasi masyarakat dunia sudah tidak menggunakan peperangan secara fisik tetapi sudah menggunakan dunia maya sebagai alat menguasai bahkan menjadi alat menciptakan kriminalitas di dunia maya. perang siber sangat merugikan negara-negara yang baru berkembang yang menggunakan internet sebagai bentuk mengaplikasikan atau menyalurkan SDM dan media baru mereka dalam hal yang sangat penting. Sekarang Perkembangan internet sangat pesat, internet sudah di gunakan sebagai alat informasi, komunikasi, keamanaan, dan bahkan bidang yang sangat urgent sekalipun. Karena internet sudah menjadi kebutuhan manusia cyber sekarang. sekarang banyak manusia-manusia yang sering menyalahgunakan internet. Banyak dari mereka merasa menjadi populer dan terkenal jika mereka bisa melakukan sesuatu yang mereka anggap gila. Terkadang keilmuan yang mereka dapat hanya melakukan kerugian bagi orang lain. beberapa contohnya negara-negara maju seperti: cina,amerika, korea, jepang, rusia, bahkan negara-negara yang menjadi korban adalah negara adidaya seperti indonesia dan lain-lain. Di indonesia melihat Perang di dunia maya (cyber warfare) menjadi ancaman di
berbagai belahan dunia ini di samping perang konvensional yang saling
mengungguli dalam penggunaan alutsista. Cyber warfare berkembang dari cyber crime
yang memiliki arti bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan
teknologi internet jaringan komputer seperti menyebar virus yang
merusak akses informasi, membajak atau mencuri informasi, mengubah
informasi secara ilegal, hingga memata-matai akses informasi. Bentuk perang siber yakni kegiatan hacking atau pencurian
data melalui jaringan internet/ computer/dunia maya berdasarkan
kepentingan tertentu , baik itu politik,ekonomi,social,,dll perang
dengan menggunakan jaringan computer dan internet didunia maya
(cyber space) dalam bentuk pertahanan dan penyerangan informasi. Taktik
dan strategi yang digunakan dapat berupa spionase, propaganda,
menghentikan
oprasional internet, memodifikasi data, dan memanipulasi insfrastuktur,
serta
akan terus berkembang, semua ini melemahkan pondasi-pondasi
kehidupan Negara.
Fenomena Terjadinya Perang Siber Saat Ini dari skala kecil (antarindividu) sampai besar (antarnegara)
Fenomena terjadinya perang siber saat ini sangat mengkhawatirkan mulai dari antar individu sebagai contohnya perang siber dimulai dari peretes situs , akun , bahkan website yang sangat meresahkan warga siber. Banyak yang merugikan pihak seperti contohnya sebuah akun facebook yang mudah dan sangat rentan di peretes melalui perangkat http atau menukar proksi di dalam situs tersebut dengan menggunakan situs aplikasi pendukung untuk menguntungkan semua pihak. selain itu juga menggunakan keylogger sebuah aplikasi yang mana jika seseorang yang ingin berbuat jahat kepada orang lain, sehingga labtop atau PCnya menggunakan aplikasi ini maka situs atau akun yang seharusnya tidak boleh ketahuan orang lain mudah di bobol. perang siber antarnegara yakni seperti indonesia dengan bangladest sangat tidak baik.
Ratusan bahkan ribuan 'amunisi' yang diluncurkan oleh komunitas peretas
atau hacker dari Bangladesh menghantam banyak sekali situs-situs
Indonesia. Berang, hacker Indonesia menyerang balik.
Menurut
beberapa fanspage baik dari hacker Indonesia atau juga Bangladesh serta
beredarnya banyak twit di Twitter yang mengatakan bahwa hacker-hacker
dari Bangladesh mulai menyerang situs-situs Indonesia.
Bahkan
dari fanspage Bangladesh Grey Hat Hackers (BDGHH) menyatakan bahwa
sebenarnya mereka tidak ingin menyerang Indonesia apabila hacker-hacker
tanah air tidak memulainya terlebih dahulu.
Hal senada juga
diungkapkan oleh salah satu admin di BGHH yang memiliki ID Rotating
Rotor. Dia menuliskan bahwa hacker Indonesia telah salah memilih lawan
dan akan menjadi kesalahan besar dalam sejarah mereka (Indonesia).
"Kita
akan membuat cyberspace mereka seperti Neraka...Banyak situs di
Indonesia akan kami jadikan sampah...Mereka menunjukkan kemampuannya,
sekarang gantian kita...Beberapa jam kemudian, nama BD Grey Hat Hacker
akan terpampang di seluruh situs Indonesia," tulis Rotating Rotor
(28/07).
Ternyata, pihak BDGHH tidak sekadar jual omongan saja,
mereka buktikan dengan tumbangnya banyak sekali situs-situs Indonesia,
mulai dari situs pemerintahan, situs komersil sampai situs pribadi.
Namun,
tidak seberapa lama, serangan balasan bertubi-tubi mengarah ke
Bangladesh. Serangan gabungan dari hacker Indonesia meluncur dan
merontokkan banyak sekali situs Bangladesh.
Dari pihak Bangladesh
mengatakan bahwa pihak Indonesia-lah yang memulai, namun dari pihak
Indonesia mengatakan bahwa Bangladesh sengaja memulai perang dengan
memfitnah Indonesia sebagai antek Israel.
Belum diketahui siapa yang memulai dan motif apa yang menjadikan cyber-war atau perang cyber antara dua negara ini berkecamuk.
Dan
juga amerika dan australia menyadap indonesia sehingga sangat merugikan
negara. sehingga indonesia dalam pemberitaan metro tv menyatakan bahwa
indonesia sudah di serang sebanyak 35 juta kali dalam situs
pemerintahnya. ini sangat merugikan dan menciptakan sebuah perang dunia
cyber.
Contoh lainnya Pemerintah di Asia minggu ini dibuat sibuk oleh para hacker. Di saat
Singapura sedang berurusan dengan seseorang (atau kelompok) bernama 'The
Messiah' yang mengaku sebagai perwakilan dari kelompok Anonymous,
pemerintah Filipina juga kemarin berurusan dengan hal yang mirip, oleh
kelompok yang juga mengaku sebagai bagian dari Anonymous.
Kami kemarin menerima kabar bahwa tujuh situs pemerintah Filipina
telah di-hack oleh Anonymous. Seperti halnya yang terjadi di Singapura,
kelompok ini memasang sebuah video dan pesan yang menjelaskan alasan di
balik serangan tersebut. Video yang dimaksud muncul dengan pesan yang
mirip dengan yang ada di Singapura: pemerintah belum melakukan yang
terbaik dalam melayani rakyatnya.
http://www.merdeka.com/teknologi/situs-pemerintah-filipina-di-hack-oleh-anonymous.html
http://www.merdeka.com/teknologi/perang-cyber-antara-hacker-indonesia-dan-bangladesh-dimulai.html
Dampak Akibat Perang
Dampak akibat perang siber ialah Terjadinya pertikaian melalui
dunia siber (jaringan internet) diseluruh dunia. Pertikaian
tersebut terjadi karena salah satu pihak merasa dirugikan oleh pihak
lainnya. salah satu dampak yang bisa kita lihat adalah
Terjadinya
pembobol situs-situs resmi yang ada di setiap negara, yang mana
penggunanya dinamakan sebagai
"Hacker". Di Indonesia sendiri, serangan kejahatan cyber yang dilakukan oleh "Hacker" makin sering terjadi.
Salah satunya adalah serangan deface terhadap situs resmi Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang beralamat di www.presidensby.info, Januari 2013 lalu. Deface disini berarti mengubah atau mengganti tampilan suatu website. Situs yang memuat berbagai kegiatan presiden itu diubah tampilannya,
hanya ada gambar dengan ikon labu mirip gambar pocong bertuliskan
jemberhacker.web.id dengan latar belakang berwarna hitam, serta tulisan
“! Hacked by MJL 007 ! This is a PayBack From Jember Hacker Team.” Pada
umumnya, deface menggunakan teknik Structured Query Language (SQL)
Injection, namun untuk kasus situs SBY, menurut sejumlah praktisi
teknologi informasi, kemungkinan besar terjadi Domain Name System (DNS)
Poisoning atau populer disebut DNS Hijack (pembajakan DNS), bukan server
situs Presiden SBY yang diretas, tetapi terjadi pembelokan ke situs
lain. Pembajakan DNS biasanya dilakukan jika server susah diretas. Aksi meretas situs resmi Presiden SBY itu bukanlah yang pertama. Pada
tahun 2007, tampilan muka situs presidensby.info diubah isinya oleh
peretas dengan beberapa tuntutan. Isinya, meminta agar Presiden SBY
menurunkan harga bandwidth agar internet bisa diakses secara murah oleh
masyarakat. Mereka juga menuntut agar SBY mendukung Indonesia Goes to
Open Sources (IGOS).
http://www.forumpwi.com/adu-kekuatan-di-perang-cyber/
Selain itu Dampaknya perang dengan model seperti ini menjadi
jauh lebih mematikan. Teknologi juga memperluas domain dari
perang. Ruang cyber sering disebut juga sebagai domain perang kelima,
selain darat, laut, udara, dan ruang angkasa. Ancaman yang terdapat pada perang di domain ini
cukup kompleks, banyak bentuknya dan juga tak kalah bahayanya. Seiring
dengan semakin intensifnya penggunaan teknologi informasi pada berbagai
sektor kehidupan masyarakat, maka tingkat kerawanannya pun ikut
membumbung tinggi. Masih ingat Stuxnet? Virus yang dilaporkan pada
2010 ini dapat mengganggu proses industri dan bahkan menghancurkan
equipment fisik yang digunakan. Bagaimana caranya? Virus worm itu
mengubah informasi kondisi dari peralatan yang digunakan industri untuk
selalu menunjukkan bahwa semuanya berjalan normal. Sehingga hal ini akan
mengelabuhi operator yang memonitor kondisi semua peralatan sehingga
akhirnya peralatan pun bisa jebol. Virus yang awalnya didesain untuk
menyasar industri energi nuklir Iran ini sebenarnya dapat menginfeksi
pula untuk industri-industri lainnya yang mempunyai kemiripan, bahkan
termasuk industri milik pengirimnya sendiri. Dan beragam serangan jenis
lain yang makin sering kita temui. Korbannya maupun pelakunya tidak
pandang bulu. Siapapun mungkin menyerang maupun diserang. Bisa oleh
amatir, bisa profesional. Bisa oleh individu, bisa oleh kelompok bahkan
negara. Januari 2012 yang lalu, Mike McConnell, mantan
direktur NSA dibawah presiden George W Bush mengatakan bahwa negaranya
telah melakukan serangan kepada sistem komputer di beberapa
negara. Walau McConnell tidak menyebut negara mana yang mereka serang,
tapi menurut beberapa sumber lain salah satu negara yang dimaksud adalah
Iran. Pada Juni 2012, New York Times melaporkan bahwa Presiden Obama
telah memerintahkan penyerangan cyber pada fasilitas nuklir Iran. Beberapa negara telah dengan sangat serius
mempersiapkan diri dalam peperangan jenis ini. China, misalnya, telah
menargetkan untuk memenangkan perang informasi di pertengahan abad 21.
Tak ketinggalan Rusia, Israel, dan Korea Utara juga mempersiapkan diri
secara sangat serius untuk perang di domain kelima ini. Bahkan menurut
The Economist, Iran mengklaim memiliki pasukan cyber terbesar kedua di
dunia. Kemampuan cyber Iran yang patut diperhitungkan ini diakui juga
oleh AS sebagaimana diungkapkan oleh Jendral Shelton, komandan pasukan
cyber AS. Kemampuan ini sepertinya juga disebabkan karena Iran sering
menjadi target serangan dari berbagai pihak. Sementara itu, pasukan
cyber AS sendiri saat ini menurut Shelton berkekuatan sekitar 6.000
orang dan akan bertambah sekitar 1.000 orang dalam 12 bulan mendatang. Padahal pada 2010, diungkapkan bahwa AS memiliki
defisit yang sangat besar terkait kebutuhan ahli sekuriti untuk pasukan
cyber mereka. Waktu itu James Gosler, seorang spesialis senior
cybersecurity yang pernah bekerja di CIA, NSA maupun departemen Energi
AS, mengestimasikan bahwa saat itu di seluruh antero AS hanya ada
sekitar 1000 orang yang kompeten di bidang cyber-security ini. Laporan dari CSIS juga menunjukkan permasalahan krisis kebutuhan SDM
bidang cyber security di AS ini. Gosler lebih lanjut mengatakan bahwa
untuk mengamankan sistem pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar AS,
dibutuhkan setidaknya 20.000 sampai 30.000 spesialis yang berkompeten di
berbagai bidang sekuriti. Menyadari akan kapasitas dan ancaman
serangan cyber terhadap infrastruktur kritikal negaranya, maka 12
Februari 2013 yang lalu Obama mengeluarkan instruksi berkaitan dengan cybersecurity ini.
Instruksi tersebut dilatar-belakangi dengan terus berulangnya serangan
cyber terhadap infrastruktur kritikal sehingga menuntut peningkatan
keamanan cyber. Bahkan dalam instruksi tersebut Obama menyatakan bahwa
ancaman cyber ini merupakan salah satu tantangan yang paling serius
terhadap keamanan nasional AS yang harus dilawan. ada instruksi tersebut
Obama juga menetapkan pihak-pihak yang akuntabel, yang bertanggung
jawab, yang perlu dijadikan nara sumber, serta yang perlu diinformasikan
terkait program-program peningkatan keamanan cyber di AS, utamanya yang
terkait dengan infrastruktur kritikal. Antara lain Presiden Obama
memerintahkan kepada menteri keamanan dalam negeri untuk mengarahkan
direktur NIST (lembaga standard dan teknologi AS) untuk memimpin
pengembangan framework yang ditujukan untuk menekan risiko-risiko cyber
terhadap infrastruktur kritikal. Framework tersebut mesti
mengandung standard-standard, metodologi, dan proses-proses yang
menyelaraskan pendekatan-pendekatan kebijakan, bisnis dan teknologi
untuk mengatasi risiko-risiko cyber.
Alhasil, sikap
penting yang harus diambil adalah menyadari bahwa ancaman cyber itu
memang sebuah realitas yang harus diperhatikan dengan sangat serius,
baik pada tingkatan organisasi maupun negara. Walaupun karena
motif-motif tertentu (misalnya oleh vendor piranti security) terkadang
memang suka dilebih-lebihkan, bukan berarti risiko ini menjadi berkurang
prioritasnya. Pendekatan yang rasional dan komprehensif akan membuat keamanan dari organisasi maupun negara menjadi semakin mantab.
http://www.manajemen-ti.com/manajemen-risiko/514-perang-cyber,-amerika-serikat-dan-instruksi-obama.html
Indonesia Perlu Membentuk Pasukan khusus Siber?
Menurut saya, Indonesia memang perlu
membentuk pasukan khusus cyber, karena sebagai negara yang sedang
berkembang kita sebagai bangsa indonesia jangan mudah terpengaruhhasutan,
celaan, fitnah dari negara lain. dan ini juga bertujuan agar negara
Indonesia tidak di anggap remeh oleh negara lain yang ada di dunia. Dan sekarang indonesia sudah membentuk TNI siber security. TNI tak hanya dituntut profesional dan mahir dalam memiliki dan
menggunakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tetapi juga harus
canggih dan tidak gaptek (gagap teknologi) menghadapi ancaman di dunia
maya (cyber space).
Untuk itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro segera membentuk satuan khusus tentara siber (cyber army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.
Pembentukan cyber army merupakan bagian dari pembangunan Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) yang meliputi pertahanan sistem komunikasi dan informasi Kementerian Pertahanan. Cyber army terdiri atas kalangan militer yakni TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL, hingga kalangan sipil.
"Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo, baru-baru ini.
Berdasarkan data ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team On
Internet Infrastructure) tahun 2011, rata-rata jumlah insiden serangan
cyber per hari pada tahun 2010 mencapai 1,1 juta insiden dan aktivitas
ini cenderung akan semakin meningkat. Terutama pada situasi geopolitik
tertentu dan 50% di antara insiden tersebut tergolong high priority
alert.
Matra Pertahanan
Melihat kekuatan dan ancaman yang
dapat terjadi akibat kemajuan teknologi informasi, banyak negara mulai
membangun kekuatan angkatan perang cyber.
Sebab perang cyber
saat ini bukan lagi sekadar game virtual dan cerita fiksi, tapi sudah
menjadi bagian dari percaturan dunia. Al Jazeera (19/2/2012) menyebutnya
sebagai ‘fifth dimension of warfare’ selain darat, laut, udara, dan
ruang angkasa.
Alasannya, inovasi teknologi sedang mengubah taktik perang modern, mengubah dunia cyber menjadi garis depan pertempuran.
Dijadikannya
cyberspace sebagai matra perang kelima cukup beralasan, karena semua
negara pasti ingin meningkatkan kemampuan untuk mengamankan diri dari
serangan musuh.
Sebab kemajuan pesat teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini akan menjadi landasan penting bagi
pengembangan doktrin militer di masa mendatang.
Dengan demikian teknologi informasi dan komunikasi akan sangat mempengaruhi perubahan strategi militer . Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.
Pertahanan militer berbasis cyber penting bagi Indonesia. Karena di
negara ini semakin banyak infrastruktur strategis dan layanan publik
yang bergantung pada sistem informasi, teknologi dan jaringan internet.
Sehingga rentan terhadap ancaman, gangguan dan serangan dari pihak lain.
Seperti
sistem transmisi dan distribusi energi, sistem pertahanan udara, sistem
transportasi, layanan publik, perbankan dan sebagainya. sehingga indonesia sudah siap dan seharusnya indonesia harus mempersiapkan sejak dini agar document-document negara tidak dibobol dan bisa bersaing dengan negara asing lainnya.
http://riaupos.co/opini.php?act=full&id=1345&kat=1#.UnuK5KDZTtl
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/10/07/1/186675/Pasukan-Siber-TNI-untuk-Hadapi-Perang-Cyber
Kaitan Perang Siber dengan Dinamika Komunikasi Internasional
Kaitan perang siber dengan dinamika komunikasi internasional sangat terkait karena, ini sangat berpengaruh terhadap koalisi antarnegara. sehingga memutuskan jalinan kerjasama dan sekutu antarnegara di dunia internasional. Dinamika komunikasi di dunia juga akan tidak baik dan bisa menimbulkan KEOS atau BIAS bagi kedua negara. ini sangat merugikan suatu negara. Sehingga beberapa negara sudah melakukan evaluasi terhadap masalah ini. dengan kata lain selain penyelesaian di bagian interen negara harus ada kerjasama antara pihak keamanan seluruh negara, yakni PBB harus menengok kebelakang lagi tentang permasalahan ini. Dengan membentuk badan pengamanan setiap terjadi pertikaian antarnegara dan keamanan negara yang selalu bermasalah. Sehingga dampak dari perang siber ini tidak mematikan komunikasi internasional di setiap negara. contohnya indonesia diserang oleh amerika, malaysia, australia dan sebaliknya. Serta beberapa negara yang maju seperti cina, eropa dan negara timur tengah
Untuk itu negara didunia perlu mengembangkan SDM yang harus mendukung dan menjadikan negara bukan sebagai tempat untuk berperang melainkan sebagai tempat diplomasi dan menjadi negara-negara yang bersatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar